Cinta menurut pandangan
islam merupakan kasih sayang yang terjalin antara sesama hamba Allah. Seperti
halnya cinta manusi terhadap pencipta-Nya, cinta antara orang tua dengan anak
dan sebaliknya, istri dengan suami dan sebaliknya, adek dengan kakak dan sebaliknya,
sesama saudara, dan lain sebagainya.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik.” (QS. Ali Imron : 14)
Cara Islam Memandang
Cinta
Bukanlah Allah telah
menciptakan manusia untuk hidup berpasang – pasangan dan saling melengkapi
antara satu dengan yang lainnya. Di dalam Al Quran terdapat firman Allah
mengenai hal ini :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir.” (Ar-Ruum: 21)
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu,
dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah Swt akan
mengkayakan mereka. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”
(An Nur: 32)
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya
kamu mengingat kebesaran Allah.” (Adz Dzariyaat: 49)
Cinta menurut pandangan
islam bisa dikatakan seperti halnya keimananan, yakni yang sudah diyakini dalam
hati, kemudian diucapkan dengan lisan, dan juga sudah dibuktikan dengan
perilaku. Karena menurut saya pribadi bahwa mencintai antara satu orang dengan
yang lainnnya merupakan tanda – tanda serta salah satu ciri sebagau orang yang
mempunyai iman.
v Diyakini dalam Hati
Maksudnya disini cinta
itu bisa datang tapi bukan karena adanya dorongan nafsu belaka. Tetapi, cinta
itu bisa datang karena ada iman dari dalam diri sehingga akan mengutamakan
akhlak yang mulia dan juga tingkat ketaqwaan kepada Allah Swt.
Pada dasarnya cinta yang
berlandaskan nafsu tidak akan lama untuk bertahan, tidak mendatangkan
kebahagiaan dan juga ketentraman dari dalam jiwa, melainkan hanya akan merasakan
kesengsaraan serta suatu kehinaan yang berlangsung secara berkepanjangan.
v Diucapkan Dengan Lisan
Maksudnya disini cinta
hanya akan diucapkan secara langsung kepada seseorang yang memang benar – benar
kita cintai. Hal tersebut juga termasuk dalam kategori sunnah karena Rasulullah
Saw sendiri memberikan anjuran untuk melakukannya.
Meskipun demikian tetap
ada aturan mainnya, yakni rasa cinta yang kita rasakan hanya boleh diucapkan
kepada seseorang yang memang sudah menjadi mukhrim (halal), sahabat atau teman
yang shalih, dan yang perlu anda perhatikan serta menjadi hal paling penting
ialah rasa sayang kepada orang tua.
v Dibuktikan Dengan
Perilaku
Tanpa adanya bukti dan
suatu tindakan yang nyata terhadap cinta yang kita rasakan, itu artinya kita
tidak sungguh – sungguh mencintai seseorang. Karena Rasulullah saw sendiri
pernah memberi suatu penjelasan bahwa apabila ada seorang laki-laki mengaku
mencintai seorang perempuan, maka ia wajib segera melakukan niat baiknya
tersebut dengan langsung melamarnya untuk dijadikan seorang istri.
Hal yang demikianlah
merupakan bentuk nyata dari sebuah pembuktian yang dilakukan karena adanya
cinta. Apabila memang kita benar – benar sudah yakin menyukainya, segerakanlah
untuk menikahinya.
Namun jika belum merasa
mampu untuk melaksanakannya, maka sebaiknya sementara waktu berpuasa atau
menahannya, yakni dengan cara mengontrol hawa nafsu dan rasa cintai yang ada
dengan berdiam terlebih dahulu. Semua itu dilakukan hanya demi menjaga kesucian
diri kita sendiri dan juga khususnya kesucian wanita yang kita cintai.
Cinta yang sesungguhnya
bukanlah sebuah kata yang murah dan tidak bisa dianggap lumrah untuk diucapkan
dari mulut satu ke mulut lainnya. Namun cinta sendiri merupakan suatu anugerah
dari Allah Swt yang akan terasa sangat indah dan tentu saja suci apabila
manusia itu sendiri bisa menganggapnya sebagai nilai dari suatu kesucian.
Islam sendiri sangat
menjaga dan menghargai arti dari kesucian cinta, sehingga di dalamnya tidak ada
ajaran atau pun istilah melakukan pacaran terlebih dahulu. Sebenarya tidak
perlu melakukan pacaran, karena pada dasarnya jodoh memang sudah diatur oleh
Allah Swt.
Yang menjadi poin utama
ialah kita melakukan introspeksi dan menata diri kita sendiri untuk menjadi
seorang pribadi yang tentunya lebih baik, dan selanjutnya insya Allah jodoh
yang kita inginkan pun akan baik. Allah Swt akan memberikan kepada kita seorang
pasangan yang selaras dengan diri kita. Apabila kita ingin mendapatkan pasangan
yang baik, maka berusahalah untuk menjadi pribadi yang baik. Hal ini seperti
pada penjelasan firman Allah yang ada di Al Quran berikut ini :
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji,
dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan
perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik
untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang
dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS
An-Nur : 26)
Adapun jika pasangan yang
kita dapatkan ternyata buruk dan tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, maka
itu semua merupakan suatu ujian bagi diri kita untuk menjadi hamba-Nya yang
bisa selalu bersabar dan juga selalu bersyukur.
Karena bagi mereka yang
mampu untuk bersabar dan juga bersyukur, maka merekalah yang layak mendapatkan
kenimatan hidup di surga. Cinta dikatakan baik apabila mampu membuatmu menjadi
pribadi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Jika cinta yang didapatkan
ternyata justru membuat hidupmu menjadi semakin memburuk, maka kita tidak perlu
khawatir bahkan takut untuk membiarkannya pergi.
Yang menjadi harapan
ialah jika kita sedang merasakan jatuh cinta, maka cintakanlah kita wahai Allah
Swt kepada seseorang yang mempunyai kemantapan hati melabuhkan cintanya hanya
kepada-Mu sehingga nantinya akan bisa membantu menambah kekuatanku dalam upaya
untuk mencintai-Mu.
Selanjutnya lindungi dan
jaga rasa cintaku ini untuknya agar level tersebut tidak melebihi rasa cintaku
kepada-Mu. Semoga kita semua termasuk dalam golongan hamba-hamba Allah yang
sanggup dan mampu untuk menjaga kesucian diri sendiri dengan berlandaskan agama
dan tentunya menjunjung tinggi semua aturan mengenai cinta dalam islam yang
sudah ditetapkan sesuai dengan porsinya masing – masing.
Selalu ingatlah dan
peringatkan kepada diri kita bahwa cinta sejati itu sesungguhnya hanyalah milik
Allah Swt Pencipta alam semesta. Cinta kepada manusia secara berlebihan hanya
akan membuat goresan luka yang teramat dalam, maka untuk itu landaskanlah cinta
antar manusia hanya karena Allah.
Cinta karena Allah yang
seperti inilah merupakan sebuah cinta yang nantinya akan membuatmu menjadi
semakin dekat dengan Allah Swt. Dengan demikian cinta seseorang yang hidup
bersamamu akan bisa merasakan dan mencicipi keindahan serta manisnya sebuah
keimanan.
Pada saat cinta mulai
hadir dan hal itu hanya muncul sebagai sebuah rasa sakit semata, maka hal
tersebut berarti belum bisa dikatakan sebagai sebuah cinta sejati. Karena jika
cinta sejati memang benar – benar hadir di kehidupan kita, maka hanyalah
sebagai suatu kebahagiaan yang terasa sangat indah.
Selanjutnya carilah
cinta jika kita sudah bersamanya maka secara otomatis akan bertambah keimananmu
, kemuliakan serta kehormatan dirimu sendiri. Jatuhkan dan labuhkan cintamu
hanya kepada seseorang yang memang layak, mampu dan juga siap untuk menerimanya.
Setelah itu jangan
biarkan cintamu berlabuh dan jatuh kepada orang yang memang belum layak, mampu
dan siap sehingga hal yang buruk bisa terjadi seperti contohnya jatuh ataupun
pecah menjadi berkeping-keping di hatimu.
Dapat diambil kesimpulan
bahwa artikel mengenai cinta menurut pandangan islam di atas yang diulas secara
detail dan dikemas dengan menarik, diharapkan bisa membantu memudahkan dalam
mempelajari serta memahaminya lebih dalam lagi.
Sehingga nantinya
mungkin bisa dijadikan sebagai bahan referensi yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari –hari dan menambah wawasan bagi anda. Sampai disini dulu ya
artikel kali yang membahas mengenai cinta menurut pandangan islam. Semoga bisa
bermanfaat bagi anda dan terima kasih sudah meluangkan sedikit waktu untuk
membaca artikel saya ini.
0 komentar:
Posting Komentar